Pelatihan yang membuat bangga
Wawancara dengan : Leila Mona Ganiem Spd Msi *)
Profesi guru adalah sangat penting untuk kemajuan bangsa. Karenanya kualitas dan komptensinya perlu ditingkatkan. Berikut wawancara dengan pakar komunikasi dan kepribadian, Leila Mona Ganiem Spd MSi, yang menjadi salah satu pengajaran dalam program pelatihan guru Telkom-Republika seputar masalah peningkatan kualitas guru tersebut :
Apa komentar Anda tentang pelatihan guru ini?
Saya adalah seorang guru. Dulu saya pernah jadi guru SD, SMP, dan SMA. Dan bagi saya, kalau saya dapat kesempatan belajar seperti di pelatihan ini, itu luar biasa. Sekarang saya akan senang sekali dapat kesempatan belajar lagi karena pikiran saya akan di-charge lagi. Karena saya akan dapat masukan dan pendapatan orang lin yang bermanfaat. Apalagi sesuatu yang baru.
Menurut Anda, bagaimana kualitas guru di Indonesia saat ini?
Menurut saya guru di Indonesia sekarang sudah berkembang karena pemerintah memberikan kesempatan. Dari sisi price atau salary, jauh lebih baik dan bagus dibandingkan dulu. Itu menjadi pendorong. Bahkan kita bangga jadi guru sekarang ini. Bagi saya guru sekarang lebih baik. Orang senang dan ingin jadi guru. Tapi kita tetap perlu kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk media. Artinya, jangan sampai media mencitrakan sosok guru itu seorang yang sudah tua, nglomprot, cuek, tidak rapi, dan citra negatif lainnya.
Semua perlu kerja sama berbagai pihak dan perlu apresiasi. Bahwa guru itu pahlawan tanpa tanda jasa. Dua-duanya. Tanpa tanda jasa, mungkin orang tidak mengatakannya secara verbal bahwa dirinya bahagia. Tapi juga perlu tnda jasa, apresiasi. Buatlah mereka hidup layak giru lho. Sehingga kita bisa kerja keras membangun bangsa dengan sama-sama sesuai bidangnya masing-masing.
Apa problem terbesar guru saat ini?
Saya ingin mengatakan, guru-guru perlu kepastian akan pekerjaannya. Dalam arti dapat tempat, dapat kesejahteraan yang benar untuk semuanya. Jadi bukan untuk sebagian. Kenapa kita butuh guru yang berkualitas? Kalau kita bisa memberikan kesejahteraan yang elbih baik dan terus lebih baik serta menganggap mereka itu betu-betul professional, maka hasilnya luar biasa dan jauh lebih baik untuk bangsa.
Ini pekerjaan rumah paling besar pemerintah dan kita semua termasuk media massa, dan saya pikir pelatihan semacam ini sesuatu yang luar biasa untuk membuat guru bangga dengan profesinya. Bisa melihat banyak peluang untuk dirinya, bisa mengembangkan diri, da bisa evaluasi diri. Kalu tidak, kita bisa seperti raja yang melihat dirinya sudah sempurna. Padahal lihat lho, kompetisi kita tinggi. Murid supaya jadi baik gurunya harus bagus, kesejahteraannya juga harus bagus. Selain itu sekolahnya juga harus bagus dan muridnya juga harus dapat buku-buku yang bagus.
Sekian lama sebagai guru, apa nilai fundamental yang dibawa seorang guru?
Bagi saya, bangga sekali menjadi guru. Saya banar-benar ingin manjdi guru saat saya SMA di Bandung. Saya punya cita-cita menjadi guru dan ketika saya masuk perguruan tinggi, kesempatan itu akhirnya datang. Waktu itu saya diterima di IKIP dan juga Unpad. Tapi akhirnya saya memutuskan untuk masuk IKIP daripada Unpad karena saya ingin menjadi guru.
Apa yang melatar-belakangi pilihan itu, karena dukungan keluarga?
Ya, karena saya ingin jadi guru. Bagi saya, guru itu harus menarik, harus punya kemampuan, bisa ditanya, dan sebagainya. Saya senang lihat murid-murid maju. Ibaratnya, saya punya mobil yang lagi rusak di bengkel lalu saya membantu memperbaikinya. Saya men-support itu akhirnya mobil bisa jalan dan murid-murid yang menaikinya. Ya nggak apa-apa, saya disini saja. Saya bangga banget kalau bisa seperti itu, mendorong murid maju lebih cepat dan pesat.
Permasalahan saat pertama kali mejadi guru, apakah sama dengan saat ini?
Mungkin agak berbeda. Sebab pengalaman saya saat ini lebih mengajar ke training dan sejenisnya. Jadi aga k berbeda dengan guru-guru di dalam sekolah. Tapi prinsipnya, pengalaman atau permasalahan yang kita alami boleh jadi sangat berbeda. Bedanya guru-guru sekarang lebih dapat penghargaan dan tantangan disbanding dulu. Sekarang lihat sekolahan sudah seperti ini, kita harus kerja keras melawan media massa terutama elektronik yang lebih memikat perhatian siswa. Ya, media massa sekarang memang lebih menarik bagi murid.
Jadi guru perlu lebih tertantang. Apalagi ketika di sekolah ada siswa yang tidak lulus. Jadi tantangan sekarang lebih banyak. Kita dipacu untuk lebih maju. Sebab bangsa ini dibangun oleh guru sebagai lemen yang sangat penting. Ini bukan karena saya jadi guru, tetapi memang begitu realitasnya.
*) Laila Mona Ganiem Spd MSi, (Sumber Harian Republika – Rabu, 19 Agustus 2006).
Apa komentar Anda tentang pelatihan guru ini?
Saya adalah seorang guru. Dulu saya pernah jadi guru SD, SMP, dan SMA. Dan bagi saya, kalau saya dapat kesempatan belajar seperti di pelatihan ini, itu luar biasa. Sekarang saya akan senang sekali dapat kesempatan belajar lagi karena pikiran saya akan di-charge lagi. Karena saya akan dapat masukan dan pendapatan orang lin yang bermanfaat. Apalagi sesuatu yang baru.
Menurut Anda, bagaimana kualitas guru di Indonesia saat ini?
Menurut saya guru di Indonesia sekarang sudah berkembang karena pemerintah memberikan kesempatan. Dari sisi price atau salary, jauh lebih baik dan bagus dibandingkan dulu. Itu menjadi pendorong. Bahkan kita bangga jadi guru sekarang ini. Bagi saya guru sekarang lebih baik. Orang senang dan ingin jadi guru. Tapi kita tetap perlu kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk media. Artinya, jangan sampai media mencitrakan sosok guru itu seorang yang sudah tua, nglomprot, cuek, tidak rapi, dan citra negatif lainnya.
Semua perlu kerja sama berbagai pihak dan perlu apresiasi. Bahwa guru itu pahlawan tanpa tanda jasa. Dua-duanya. Tanpa tanda jasa, mungkin orang tidak mengatakannya secara verbal bahwa dirinya bahagia. Tapi juga perlu tnda jasa, apresiasi. Buatlah mereka hidup layak giru lho. Sehingga kita bisa kerja keras membangun bangsa dengan sama-sama sesuai bidangnya masing-masing.
Apa problem terbesar guru saat ini?
Saya ingin mengatakan, guru-guru perlu kepastian akan pekerjaannya. Dalam arti dapat tempat, dapat kesejahteraan yang benar untuk semuanya. Jadi bukan untuk sebagian. Kenapa kita butuh guru yang berkualitas? Kalau kita bisa memberikan kesejahteraan yang elbih baik dan terus lebih baik serta menganggap mereka itu betu-betul professional, maka hasilnya luar biasa dan jauh lebih baik untuk bangsa.
Ini pekerjaan rumah paling besar pemerintah dan kita semua termasuk media massa, dan saya pikir pelatihan semacam ini sesuatu yang luar biasa untuk membuat guru bangga dengan profesinya. Bisa melihat banyak peluang untuk dirinya, bisa mengembangkan diri, da bisa evaluasi diri. Kalu tidak, kita bisa seperti raja yang melihat dirinya sudah sempurna. Padahal lihat lho, kompetisi kita tinggi. Murid supaya jadi baik gurunya harus bagus, kesejahteraannya juga harus bagus. Selain itu sekolahnya juga harus bagus dan muridnya juga harus dapat buku-buku yang bagus.
Sekian lama sebagai guru, apa nilai fundamental yang dibawa seorang guru?
Bagi saya, bangga sekali menjadi guru. Saya banar-benar ingin manjdi guru saat saya SMA di Bandung. Saya punya cita-cita menjadi guru dan ketika saya masuk perguruan tinggi, kesempatan itu akhirnya datang. Waktu itu saya diterima di IKIP dan juga Unpad. Tapi akhirnya saya memutuskan untuk masuk IKIP daripada Unpad karena saya ingin menjadi guru.
Apa yang melatar-belakangi pilihan itu, karena dukungan keluarga?
Ya, karena saya ingin jadi guru. Bagi saya, guru itu harus menarik, harus punya kemampuan, bisa ditanya, dan sebagainya. Saya senang lihat murid-murid maju. Ibaratnya, saya punya mobil yang lagi rusak di bengkel lalu saya membantu memperbaikinya. Saya men-support itu akhirnya mobil bisa jalan dan murid-murid yang menaikinya. Ya nggak apa-apa, saya disini saja. Saya bangga banget kalau bisa seperti itu, mendorong murid maju lebih cepat dan pesat.
Permasalahan saat pertama kali mejadi guru, apakah sama dengan saat ini?
Mungkin agak berbeda. Sebab pengalaman saya saat ini lebih mengajar ke training dan sejenisnya. Jadi aga k berbeda dengan guru-guru di dalam sekolah. Tapi prinsipnya, pengalaman atau permasalahan yang kita alami boleh jadi sangat berbeda. Bedanya guru-guru sekarang lebih dapat penghargaan dan tantangan disbanding dulu. Sekarang lihat sekolahan sudah seperti ini, kita harus kerja keras melawan media massa terutama elektronik yang lebih memikat perhatian siswa. Ya, media massa sekarang memang lebih menarik bagi murid.
Jadi guru perlu lebih tertantang. Apalagi ketika di sekolah ada siswa yang tidak lulus. Jadi tantangan sekarang lebih banyak. Kita dipacu untuk lebih maju. Sebab bangsa ini dibangun oleh guru sebagai lemen yang sangat penting. Ini bukan karena saya jadi guru, tetapi memang begitu realitasnya.
*) Laila Mona Ganiem Spd MSi, (Sumber Harian Republika – Rabu, 19 Agustus 2006).
0 Comments:
Post a Comment
<< Home